Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik

Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik - Hallo sahabat Engineering Modul, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Material Konstruksi, Artikel Sharing Info, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik
link : Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik

Baca juga


Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik

[civiliana] - Keramik adalah salah satu bahan penutup lantai yang memberikan kesan indah, bersih, menarik dan luas. Hadirnya keramik membuat lantai sempit tampak luas. Keramik mudah dipadukan dengan bahan penutup lantai lainnya. Harganya terjangkau dan perawatannya mudah. Pemilihan jenis, motif dan warna keramik yang tepat bisa memberikan kesan ruangan menjadi nyaman, ruangan kesannya lebih luas, cerah dan indah. Akan tetapi sebaliknya, kalau salah pilih keramik, rumah atau bangunan bisa menjadi tidak menarik. Didalam memilih keramik untuk lantai atau dinding sebaiknya diselaraskan dengan desain Interior dan jenis meubel/furniture yang akan digunakan. Bahan yang memiliki fleksibilitas tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah ini tampil di pasaran dengan variasi produk yang semakin beragam. Memilihnya tidak hanya dilihat dari segi estetikanya saja, tetapi juga harus dilihat dari segi mutu bahan, cara pemasangan, serta perawatan.
Tips Memilih Keramik Yang Tepat
Keramik adalah salah satu bahan penutup lantai yang memberikan kesan indah, bersih, menarik dan luas. Hadirnya keramik membuat lantai sempit tampak luas. Keramik mudah dipadukan dengan bahan penutup lantai lainnya. Harganya terjangkau dan perawatannya mudah.
Pemilihan jenis, motif dan warna keramik yang tepat bisa memberikan kesan ruangan menjadi nyaman, ruangan kesannya lebih luas, cerah dan indah. Akan tetapi sebaliknya, kalau salah pilih keramik, rumah atau bangunan bisa menjadi tidak menarik. Didalam memilih keramik untuk lantai atau dinding sebaiknya diselaraskan dengan desain Interior dan jenis meubel/furniture yang akan digunakan.
Bahan yang memiliki fleksibilitas tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah ini tampil di pasaran dengan variasi produk yang semakin beragam. Memilihnya tidak hanya dilihat dari segi estetikanya saja, tetapi juga harus dilihat dari segi mutu bahan, cara pemasangan, serta perawatan.
Bangunan dan konstruksinya, termasuk lantai dan dinding, dalam sejarahnya dibutuhkan oleh manusia antara lain untuk menghadapi iklim. Salah satu faktor terpenting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim adalah ditutupnya lantai dan dinding oleh sebuah material bahan bangunan. Salah satu di antaranya adalah keramik
Untuk lantai, pada awalnya cukup hanya dengan menggunakan bahan tanah yang selalu disirami air agar debu tidak beterbangan. Namun, dari segi kebersihan dan kesehatan, terutama kelembapan udara, sangat tidak mendukung. Oleh karena itu, muncul pemikiran untuk menutup Iantai tanah tersebut dengan ubin yang bahan bakunya berupa campuran semen, pasir, dan air (sering kali disebut ubin kepala biru). Setelah lantai tanah ditutup ubin, lantai menjadi kuat dan rata. Ada juga rumah-rumah tradisional yang menggunakan penutup lantai dari kayu.
keramik lantaiPerkembangan bahan lantai akhirnya terus berlanjut. Muncul kemudian ubin teraso yang bahan bakunya berupa semen, pasir, batu pecah, air, dan pewarna. Selanjutnya, dengan perkembangan teknologi, muncul ubin keramik yang sudah pasti dari segi pewarnaan dan corak lebih menarik dan variatif. Ada juga jenis bahan penutup lantai berupa marmer, tegel, dan parket.
Sementara dinding yang berfungsi sebagai penutup ruangan atau sering disebut pembatas ruang, awalnya hanya menggunakan bambu yang dianyam. Bahkan sampai sekarang pun ada rumah-rumah tradisional yang masih menggunakan dinding anyaman bambu, terutama di pelosok yang masyarakatnya masih tergolong miskin. Ini disebabkan dinding dari bambu sangat murah dan bahannya sangat mudah ditemukan di lingkungannya. Memang daya tahan dinding dari anyaman bambu ini sangat kurang. Bahkan ditinjau dari segi keamanannya, dinding anyaman bambu sangat tidak aman karena mudah dirusak.
Seiring dengan perkembangan teknologi bahan bangunan, akhirnya muncul papan kayu yang daya tahannya lebih balk dari anyaman bambu. Seperti halnya anyaman bambu, hingga saat ini banyak dijumpai rumah yang menggunakan dinding dari papan kayu. Bahkan dengan teknologi modern, rumah berdinding papan ini pun bukan hanya digunakan masyarakat miskin, tetapi juga oleh masyarakat kelas menengah bahkan kelas atas. Ini disebabkan tampilan rumahnya sangat artistik sehingga menggugah minat siapa saja yang melihatnya. Selain itu, rumah-rumah adat di hampir seluruh daerah di Indonesia menggunakan papan sebagai dindingnya.
Walaupun dinding dari kayu dapat dikatakan sudah cukup aman melindungi penghuninya, namun banyak yang belum puas dengan bahan tersebut. Muncullah bahan dinding berupa batu bata. Pada awalnya bahan ini dipasang menjadi dinding dengan bantuan bahan perekat berupa lumpur tanah liat. Dinding ini tidak dilapisi sehingga batu bata tampak. Namun, setelah muncul bahan semen maka perekat batu bata pun menggunakan campuran semen, pasir, dan air. Bahan perekat ini pun masih digunakan untuk pelapis dinding sehingga tampak lebih rapi. Bahkan dinding tersebut di-finishing cat agar lebih artistik. Selain batu bata, ada juga bahan lain berupa batako. Bahan dasar batako ini beragam, ada yang dari tanah, sampah, hingga tras. Dalam pembuatannya, batako masih memerlukan bahan perekat berupa semen. Seperti halnya batu bata, batako ini pun dipasang sebagai dinding dengan bantuan bahan perekat berupa campuran semen, pasir, dan air. Demikian juga dengan pelapis dindingnya, yaitu menggunakan bahan yang sama.
Walaupun dinding dari kayu dapat dikatakan sudah cukup aman melindungi penghuninya, namun banyak yang belum puas dengan bahan tersebut. Muncullah bahan dinding berupa batu bata. Pada awalnya bahan ini dipasang menjadi dinding dengan bantuan bahan perekat berupa lumpur tanah liat. Dinding ini tidak dilapisi sehingga batu bata tampak. Namun, setelah muncul bahan semen maka perekat batu bata pun menggunakan campuran semen, pasir, dan air. Bahan perekat ini pun masih digunakan untuk pelapis dinding sehingga tampak lebih rapi. Bahkan dinding tersebut di-finishing cat agar lebih artistik. Selain batu bata, ada juga bahan lain berupa batako. Bahan dasar batako ini beragam, ada yang dari tanah, sampah, hingga tras. Dalam pembuatannya, batako masih memerlukan bahan perekat berupa semen. Seperti halnya batu bata, batako ini pun dipasang sebagai dinding dengan bantuan bahan perekat berupa campuran semen, pasir, dan air. Demikian juga dengan pelapis dindingnya, yaitu menggunakan bahan yang sama.
Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik
standar mut keramikSebelum menggunakan keramik sebaiknya kita pahami dulu akan standar mutu dan standar bahan dasar keramiknya. Hal ini penting dilakukan karena kedua hal tersebut sangat menentukan hasil akhir pemasangan nantinya. Bila tidak diperhatikan maka sangat mungkin diperoleh kekecewaan.
Bahan dasar keramik pada umumnya terdiri dari kaolin, kuarsa feldspar, dan tanah liat plastis dengan atau tanpa campuran bahan lainnya seperti zat pewarna. Kaolin adalah sejenis bahan perekat, sedangkan kuarsa feldspar adalah jenis pasir berwarna putih. Sementara tanah liat plastis adalah tanah liat (lempung) yang lunak tidak gembur.
Standar Mutu Keramik
Ubin keramik yang memenuhi standar mutu akan lebih memiliki ketahanan lebih kuat dan tidak mudah pecah. Adapun syarat mutu keramik sebagai berikut :
  1. Proses pembakarannya harus sempurna dengan panas 1.350 - 1.580 derajat Celsius.
  2. Hasil akhir setelah proses pembakaran harus sempurna, di antaranya tidak boleh terlihat adanya badan melengkung, muncul gelembunggelembung, retak-retak, glasir lepas, lubang-lubang pada permukaan, noda-noda dari unsur glasir ataupun akibat lain, serta permukaan depan tidak rata.
  3. Tekstur bagian belakang keramik berfungsi sebagai shear conector (pengikat) antara ubin keramik sendiri dengan adukan semen-pasir di bawahnya. Umumnya bagian belakang keramik bermotif seperti pada gambar.
  4. Kuat lentur keramik tidak boleh kurang dari batas yang telah ditentukan seperti tercantum dalam berikut :
    Tabel Kuat Lentur Berbagai Jenis Ubin.
    Jenis Ubin
    Kuat Lentur
    Tidak Berglasir
    Berglasir
    Porselin (keramik)
    1
    2
    Stoneware (batu)
    5
    5
    Gerabah keras
    0
    15
    Keterangan :
    Glasir adalah lapisan penutup yang berfungsi untuk menambah kekuatan, keindahan, atau tampilan.
    Sumber :   Spesifikasi Bahan Bangunan Bukan Logam (SK SNI-04-1989)
  5. Penyerapan air minimum pada keramik untuk lantai dan dinding seperti tercantum dalam Tabel berikut :
    Tabel Penyerapan Air pada Berbagai Jenis Ubin.
    Jenis Ubin
    Penyerapan
    Rata-rata
    Minimum yang diizinkan
    Porselin (keramik)
    250
    200
    Stoneware (batu)
    250
    200
    Gerabah keras
    175
    150
    Sumber :   Spesifikasi Bahan Bangunan Bukan Logam (SK SNI-04-1989)
  6. Glasir keramik tidak boleh menunjukkan tanda-tanda keretakan, yaitu pecahnya lapisan penutup (glasir), tetapi bukan pecahnya keramik.
Standar Bahan Agregat Halus atau Pasir
Bahan agregat halus merupakan bahan campuran untuk pembuatan keramik. Pada umumnya bahan ini berupa butiran halus yang menyerupai butiran-butiran pasir. Cara pemakaiannya harus dalam keadaan bersih, tidak boleh mengandung lumpur. Adapun standar bahan agregat halus sebagai berikut :
  1. Agregat halus dapat berupa pasir clam sebagai bahan desintegrasi alami batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan alat-alat pemecah batu. Agregat halus harus memenuhi syarat-syarat pasal 4.2 ayat (1) PBI 71 (Peraturan Beton Indonesia tahun 1971).
  2. Agregat halus harus terdiri dart butiran tajam dan keras. Butir-butir halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari maupun hujan.
  3. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur sehingga harus dicuci dan ditiriskan dengan menggunakan saringan halus. Tanda-tanda mengandung lumpur adalah ditumbuhi tumbuh-tumbuhan kecil seperti rumput-rumputan bila agregattersebut didiamkan dalam gundukan.
  4. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua pekerjaan beton karena garam yang terkandung dalam pasir laut dapat menimbulkan korosi.
Standar Mutu Semen
Semen menjadi bahan utama selain keramik yang harus diperhatikan. Ada beberapa standar yang harus diperhatikan dalam menyiapkan semen yaitu sebagai berikut :
  1. Sebaiknya semen yang digunakan berasal dari satu merek semen agar terdapat kesamaan sifat.
  2. Semen yang sudah mengeras tidak diperkenankan dipakai. Bila semen demikian tetap digunakan maka fungsinya akan berubah. Artinya, semen sudah bukan menjadi bahan perekat lagi, melainkan berubah menjadi batu.
  3. Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa agar semen terbebas dari kelembapan. Kelembapan dapat mempercepat pengerasan semen. Oleh karena itu, di tempat penyimpanan perlu diberi landasan atau alas sebagai tempat untuk meletakkan semen. Tujuannya agar semen tidak langsung kontak dengan lantai sehingga akan tetap kering.
Standar Mutu Air
Air mempunyai fungsi sebagai pengikat reaksi kimia sehingga terjadi pengerasan dan bersifat sebagai pelicin campuran agregat dan semen agar memudahkan pelaksanaan. Ada banyak sumber air yang dapat digunakan asalkan tidak boleh mengandung minyak, asam, garamgaram, bahan-bahan organis, atau bahan-bahan lainnya yang bersifat merusak beton dan atau baja tulangan. Untuk keperluan ini sebaiknya dipakai air bersih dengan standar dapat diminum. Seandainya di lokasi pembangunan hanya ada air yang jelek maka dengan sangat terpaksa air harus diambil dari sumber lain. Namun, air tersebut harus memenuhi syarat.
Standar Mutu Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang digunakan pada saat pembuatan keramik lebih bersifat sebagai bahan yang memudahkan dan mempercepat pengeringan atau pengerasan serta bahan-bahan yang berkaitan dengan pewarnaan. Bahan-bahan pembantu dapat dibeli di depo bangunan. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada saat membeli bahan pembantu, harus ditanya terlebih dahulu cara pemakaian dan kegunaannya. Hal ini penting agar pada saat penggunaan tidak akan terjadi kesalahan atau kekeliruan.
Adapun beberapa hal berikut perlu diperhatikan dalam menyiapkan bahan pembantu.
  1. Untuk memperbaiki mutu beton, sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan, maupun tujuan lain maka dapat dipakai bahanbahan pembantu. Jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas ahli atau ditanyakan pada toko atau depo bahan bangunan di saat pembeliannya.
  2. Selama bahan-bahan pembantu tersebut dipakai, harus diadakan pengawasan yang cermat terhadap pemakaiannya, minimal sudah sesuai dengan petunjuk yang tertera di label kemasan atau sudah dikonsultasikan pada saat dibeli.
Semoga Bermanfaat
( ==o0o== )
Sumber :
Keramik : Memilih, Memasang, Merawat.
S u d a r w a t i
- (Griya Kreasi, 2006)


Demikianlah Artikel Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik

Sekianlah artikel Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik dengan alamat link https://modularhomesoli.blogspot.com/2012/06/tips-memilih-keramik-yang-tepat-standar.html

0 Response to "Tips Memilih Keramik Yang Tepat : Standar Mutu dan Standar Bahan Keramik"

Posting Komentar